Sunday, December 22, 2013

TANAMAN PANGAN UTAMA MENANAM PADI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara Agraris yang merupakan bidang sangat strategis karena menyangkut sendi kehidupan manusia. Kebutuhan manusia akan hidup itu dengan apa yang di makan, berdasarkan kenyataan ini bahwa masyarakat di Indonesia memahami dan mengetahui apa saja kebutuhan manusia untuk keberlangsungannya dalam kehidupan.
Kecukupan akan pangan dan gizi bagi setiap individu selamanya  mendapatkan prioritas utama serta perhatian lebih pada masyarakat dunia, Baik di Negara maju maupun Negara sedang berkembang.
Pertanian tanaman pangan dan sayur-sayuran serta buah-buahan di Kalbar mempunyai potensi yang baik, dengan hasil utamanya meliputi padi, jagung, kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacang panjang, petai, bayam, cabe, terung, ketimun, durian, pisang, jeruk, duku, rambutan, pepaya, dan nenas.
 hasil produk pertanian dan komoditas utama tanaman pangan di Kalbar pada 1998 (dengan luas panen yang tidak berbeda jauh dengan data 1997); adalah sebagai berikut: produksi padi (sawah dan ladang) mencapai 827.499 ton; hasil panen jagung 32.614 ton; ubi kayu 194.507 ton; ubi jalar 18.904 ton; kacang tanah 1.586 ton; kacang kedelai 4.065 ton; dan kacang hijau 581 ton.
Pada merupakan bahan makanan pokok yang paling digemari bangsa Asia pada umumnya termasuk Indonesia. Menu Indonesia sebagian besar terdiri dari karbohidrat, hal ini dapat dilihat pada besarnya porsi nasi setiap hari dihidangkan. Macam beras yang dikenal adalah beras tumbuk, beras giling, dan beras merah. Beras adalah bahan makanan yang susunan zat gizinya terdiri dari karbohidrat, phospor, dan thiamin atau vitamin B1. Zat makanan lain meskipun kadarnya di dalam beras rendah tetapi karena dimakan dalam jumlah banyak menjadi banyak pula
1.2  Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1.      Agar mahasiswa mengtahi bagaimana cara menanam padi
2.      Untuk mengetahui berapa hasil malai pertanaman dengan menggunakan system tanaman yang digunakan masing-masing mahasiswa dalam praktikumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1     Klasifikasi Padi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Poales
Famili:
Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus:
Oryza
Spesies: Oryza sativa L.
Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. [1]
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.  Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.
2.2      Ciri-Ciri Umum Padi
Padi termasuk dalam suku padi-padian atau POACEAE (GRAMINAE atau GLUMIFLORAE). Terna semusim,berakar serabut,batang sangat pendek,struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang daun sempurna dengan pelepah tegak,daun berbentuk lanset,warna hijau muda hingga hijau tua,berurat daun sejajar,tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang,bagian bunga tersusun majemuk,tipe malai bercabang,satuan bunga disebut FLORET yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula,tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya,bentuk hampir bulat hingga lonjong,ukuran 3mm hingga 15mm,tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam,struktur dominan padi yang biasa dikonsuksi yaitu jenis ENDUSPERMIUM.
Dari segi reproduksi,padi merupakan tanaman berpenyerbukan sendiri,karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama. Setelah pembuahan terjadi,zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri.Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endosperm.Pada akhir perkembangan,sebagian besar bulir padi mengadung pati dibagian endosperm.Bagi tanaman muda,pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi. Keanekaragaman budidaya

2.3     Syarat Tumbuh
Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur
19-270C , memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 - 7.

2.4 Pedoman Teknik Budidaya
A.       Benih
Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1000 m2 sawah membutuhkan 1,5-3 kg. Jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60 gr/m2. Perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam adalah 3 : 100, atau 1000 m2 sawah : 3,5 m2 pembibitan
B.        Perendaman Benih
o    Benih direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam ( sebelumnya ditiriskan atau dietus )
o    Lamanya pemeraman
o     Benih diperam selama 48 jam, agar didalam pemeraman tersebut benih berkecambah.
C.        Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Perbedaan antara persemaian kering dan basah terletak pada penggunaan air. Persemaian basah, sejak awal pengolahan tanah telah membutuhkan genangan air. Fungsi genangan air:
o   Air akan melunakan tanah
o   Air dapat mematikan tanaman pengganggu ( rumput )
o    Air dapat dipergunakan untuk memberantas serangga perusak bibit
Tanah yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi lunak, tanah yang sudah lunak ini diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali. Namun sebelum pengolahan tanah harus dilakukan perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian petak sawah dibagi menurut keperluan. Luas persemaian yang digunakan 1/20 dari areal pertanaman yang akan ditanami.
D.       Pemindahan benih
Bibit yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit.
E.        Pemupukan
Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering digunakan oleh petani berupa :
·         Pupuk alam ( organik )
·         Pupuk buatan ( an organik )
F.         Pengolahan Lahan Ringan
Dilakukan pada umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen.
G.       Penyiangan
Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, sunduk gangsir, teki dan eceng gondok dilakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55.


H.       Pengairan
Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan bij.
I.          Hama dan Penyakit
Ø  Penggerek batang padi putih ("sundep", Scirpophaga innotata)
Ø  Penggerek batang padi kuning (S. incertulas)
Ø  Wereng batang punggung putih (Sogatella furcifera)
Ø  Wereng coklat (Nilaparvata lugens)
Ø  Wereng hijau (Nephotettix impicticeps)
Ø  Lembing hijau (Nezara viridula)
Ø  Walang sangit (Leptocorisa oratorius)
Ø  Ganjur (Pachydiplosis oryzae)
Ø  Lalat bibit (Arterigona exigua)
Ø  Ulat tentara/Ulat grayak (Spodoptera litura dan S. exigua)
Ø  Tikus sawah (Rattus argentiventer)
Ø  blas (Pyricularia oryzae, P. grisea)
Ø  hawar daun bakteri ("kresek", Xanthomonas oryzae pv. oryzae)
J.          Panen dan Pasca Panen
Ø  Panen dilakukan jika butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk
Ø  Alat yang digunakan ketam atau sabit
Ø  Setelah panen segera dirontokkan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia
Ø  Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin
Setelah dirontokkan diayaki (Jawa : ditapeni)
Ø  Dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari
Ø  Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya.
Ø  Beras siap dikonsumsi.
2.5Tanah Gambut
Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tetumbuhan yang setengah membusuk; oleh sebab itu, kandungan bahan organiknya tinggiSebagai bahan organik, gambut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Volume gambut di seluruh dunia diperkirakan sejumlah 4 trilyun m³, yang menutupi wilayah sebesar kurang-lebih 3 juta km² atau sekitar 2% luas daratan di dunia, dan mengandung potensi energi kira-kira 8 miliar terajoule.
Gambut terbentuk tatkala bagian-bagian tumbuhan yang luruh terhambat pembusukannya, biasanya di lahan-lahan berawa, karena kadar keasaman yang tinggi atau kondisi anaerob di perairan setempat. Tidak mengherankan jika sebagian besar tanah gambut tersusun dari serpih dan kepingan sisa tumbuhan, daun, ranting, pepagan, bahkan kayu-kayu besar, yang belum sepenuhnya membusuk. Kadang-kadang ditemukan pula, karena ketiadaan oksigen bersifat menghambat dekomposisi, sisa-sisa bangkai binatang dan serangga yang turut terawetkan di dalam lapisan-lapisan gambut.
Lazimnya di dunia, disebut sebagai gambut apabila kandungan bahan organik dalam tanah melebihi 30%; akan tetapi hutan-hutan rawa gambut di Indonesia umumnya mempunyai kandungan melebihi 65% dan kedalamannya melebihi dari 50cm. Tanah dengan kandungan bahan organik antara 35–65% juga biasa disebut muck
Menurut kondisi dan sifat-sifatnya, gambut di sini dapat dibedakan atas gambut topogen dan gambut ombrogen:
Ø  Gambut topogen ialah lapisan tanah gambut yang terbentuk karena genangan air yang terhambat drainasenya pada tanah-tanah cekung di belakang pantai, di pedalaman atau di pegunungan. Gambut jenis ini umumnya tidak begitu dalam, hingga sekitar 4 m saja, tidak begitu asam airnya dan relatif subur; dengan zat hara yang berasal dari lapisan tanah mineral di dasar cekungan, air sungai, sisa-sisa tumbuhan, dan air hujan. Gambut topogen relatif tidak banyak dijumpai.
Ø  Gambut ombrogen lebih sering dijumpai, meski semua gambut ombrogen bermula sebagai gambut topogen. Gambut ombrogen lebih tua umurnya, pada umumnya lapisan gambutnya lebih tebal, hingga kedalaman 20 m, dan permukaan tanah gambutnya lebih tinggi daripada permukaan sungai di dekatnya. Kandungan unsur hara tanah sangat terbatas, hanya bersumber dari lapisan gambut dan dari air hujan, sehingga tidak subur. Sungai-sungai atau drainase yang keluar dari wilayah gambut ombrogen mengalirkan air yang keasamannya tinggi (pH 3,0–4,5), mengandung banyak asam humus dan warnanya coklat kehitaman seperti warna air teh yang pekat. Itulah sebabnya sungai-sungai semacam itu disebut juga sungai air hitam.
Gambut ombrogen kebanyakan terbentuk tidak jauh dari pantai. Tanah gambut ini kemungkinan bermula dari tanah endapan mangrove yang kemudian mengering; kandungan garam dan sulfida yang tinggi di tanah itu mengakibatkan hanya sedikit dihuni oleh jasad-jasad renik pengurai. Dengan demikian lapisan gambut mulai terbentuk di atasnya. Penelitian di Sarawak memperlihatkan bahwa gambut mulai terbentuk di atas lumpur mangrove sekitar 4.500 tahun yang lalu ; pada awalnya dengan laju penimbunan sekitar 0,475 m/100 tahun (pada kedalaman gambut 10–12 m), namun kemudian menyusut hingga sekitar 0,223 m/100 tahun pada kedalaman 0–5 m.  Agaknya semakin tua hutan di atas tanah gambut ini tumbuh semakin lamban akibat semakin berkurangnya ketersediaan hara.
Berdasarkan tingkat kematangannya, gambut dibagi menjadi tiga jenis yaitu gambut yang belum matang (fibrik), gambut setengah matang (humik), dan gambut yang telah matang (saprik).  Gambut yang lebih matang biasanya lebih subur dibandingkan dengan yang kurang matang.
Pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian termasuk perkebunan dan tanaman industri tergolong sangat rawan, terutama jika dilaksanakan pada gambut tebal di daerah pedalaman (disebut gambut pedalaman).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan Dan Alat
v  Bahan
·         Benih padi                              
·         tanah
·         air
v  Alat
·      Ember
·      Meteran
·      Alat tulis

3.2 Prosedur Kerja
Penyiapan media tanaman:
Ø  tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah gambut (saprik).
Ø  Penghalusan dan pemisahan tanah dari kotoran (tumbuhan yang masih utuh atau berbagai benda selain tanah)
Ø  Masukkan tanah ke dalam ember sebagai media tanam
Pembenihan :
Ø  Benih direndam selama 24 jam
Ø  Tanam di media semai
Ø  Pemeliharaan dengan penyiraman yang dilakukan pada pagi dan sore hari
Pemeliharaan :
Ø  Setelah tanaman berumur 14 hari setelah  berkecambah(mempunyai 2-3 helai daun), bibit dipindahkan ke media tanam
Ø  Penanaman menggunakan system sawah
Ø  Air (penggenangan) diberikan sampai kurang lebih 5 cm di atas permukaan tanah
Ø  Tidak ada pemberian pupuk dan penyiangan
3.3 Parameter Pengamatan
Parameter pengamatan yang kami gunakan dalam praktikum kali ini adalah :
Ø  Waktu berkecambah
Ø  Umur bibit di pindahkan
Ø  Pengamatan per minggu (tinggi tanaman;  jika telah tumbuh malai, hitung juga per minggu)
Ø  Waktu pembentukan primodial
Ø  Waktu keluar malai
Ø  Jumlah malai



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel.1 Tinggi Tanaman per Minggu (cm)
Minggu ke-
Tanaman A
Tanaman B
1
25,6
20,6
2
29,7
23,3
3
34
33,7
4
42,7
42,1
5
48,1
44,5
6
55,2
50,4
7
56,6
55,9
8
62,9
59,2
9
78,1
66,3
10
88,3
79,8
Total
521,2 
475,8 
Rata-Rata
52,12 
 47,58


Tabel 2. jumlah anakan per minggu
Minggu ke-
Tanaman A
Tanaman B
4
2
2
5
5
4
6
9
6
7
12
8
8
16
11
9
18
15
10
21
18
Total
83
64
Rata-Rata
11.85714286
9.1428

Pada praktikum ini saya menggunakan padi varietas Ciherang. Penyemaian dilakukan pada tanggal 30 maret 2012 dan penanaman dilakukan pada tanggal 13 april 2012 (umur tanaman 14 hari setelah semai). Pada tanggal 11 mei 2012, anakan sudah mulai muncul (minggu ke 4 setelah tanam). System tanaman yang saya lakukan menggunakan system sawah dan tanpa pemupukan. Pemeliharaan yang saya lakukan hanyalah penyiraman jika media tanam kekurangan air.
Pengamatan tanaman ini tidak  dilakukan sampai selesai, oleh karena itu data yang di dapat hanya tinggi tanaman per minggunya dan jumlah anakan setelah tumbuh per minggu. Varietas Ciherang memiliki siklus hidup lebih dari 3 bulan.  Hal ini dibuktikan dari belum memasukinya fase primodial setelah tanaman memasuki akhir bulan ke 3.
Pertumbuhan rata-rata tinggi tanaman padi setelah memasuki akhir bulan ke 3 adalah 45-55 cm, sedangkan untuk jumlah anakan yang muncul rata-rata 8 sampai 12 anakan. Hal ini membuktikan bahwa pada tanah gambut pun padi masih dapat berkembangbiak dengan baik.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah padi varietas ciherang memiliki siklus hidup lebih dari 3 bulan, hal ini disimpulkan karena telah memasuki akhir bulan ketiga tanaman padi ini belum juga menunjukkan memasuki fase primodial.  Karena hal itu, praktikan belum mendapatkan hasil dari praktikum yang telah ia laksanakan.

5.2  Saran
Saran dalam praktikum kali ini sebaiknya praktikan melaksanakan praktikumnya sampai mendapatkan hasil yang di inginkan.



No comments:

Post a Comment